Obat/narkoba adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia apabila barang tersebut tidak aman digunakan dan barang tersebut sangatlah berbahaya apabila di konsumsi. Selain itu narkoba juga sangat dilarang keras oleh hukum. Karena barang tersebut sangatlah berbahaya untuk dikonsumsi.
Pemakaian obat-obatan untuk diri sendiri tanpa indikasi dan tidak bertujuan medis disebut sebagai Penyalahgunaan Zat
Tindakan atau kasus tersebut merupakan perbuatan yang merugikan diri sendiri (karena dapat menimbulkan ketergantungan zat, keracunan akut atau kematian dan merugikan orang lain (karena si penyalahguna mampu mengganggu ketertiban dan mempengaruhi orang lain agar mau seperti dirinya).
Pada umumnya obat atau zat yang disalahgunakan adalah zat yang termasuk golongan obat psikoaktif (psychoactive drugs), yaitu obat yang dapat memberikan perubahan-perubahan pada fungsi mental (pikiran dan perasaan, kesadaran, persepsi tingkah laku) dan fungsi motorik.
Zat ini mempunyai potensi untuk menimbulkan ketergantungan, baik fisik maupun secara psikis atau kedua-duanya.
Selain zat mempunyai efek tertentu terhadap tubuh manusia dan salah satu efek yang terdapat pada golongan psikoaktif dan Narkotika adalah kemampuannya untuk menimbulkan ketergantungan, sehingga zat ini disebut zat yang dapat menimbulkan ketergantungan (dependence producing drugs) yaitu antara lain:
- Alkohol
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Biasanya alkohol ini terdapat di minuman keras.
Dampak alkohol :
· Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.
· Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
· Merasa senang dan banyak tertawa.
· Menimbulkan kebingungan.
· Tidak mampu berjalan.
- Morfin.
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Cara pemakaiannya disuntik dibawah kulit.
Dampaknya morfin :
· Mual, muntah, sulit buang hajat besar.
· Kebingungan (konfusi).
· Berkeringat.
· Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
· Gelisah dan perubahan suasana hati.
· Mulut kering dan warna muka berubah.
- Ganja atau kanabis
Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Damapaknya ganja :
· Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
· Mulut dan tenggorokan kering.
· Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
· Sulit mengingat sesuatu kejadian.
· Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
· Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek.
· Sensitif dan gelisah.
· Selera makan bertambah.
- Kokain
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam dan bentuk basa. Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Cara pemakainya dengan cara dibakar bersama tembakau lalu dihirup, tetapi menghirup kokain sangatlah membahayakan hidung bagian dalam karena bisa menyebabkan luka.
Dampaknya kokain :
· Menimbulkan kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
· Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
· Timbul masalah kulit.
· Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
· Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
· Merokok kokain merusak paru-paru (emfisema).
· Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
· Gangguan penglihatan (snow light).
· Kebingungan (konfusi).
- Heroin atau putaw.
Merupakan zat yang sangat mudah menembus otak sehingga lebih kuat bereaksi dibandingkan dengan morfin. Biasanya cara pemakaiannya di suntik atau dihisab.
Dampak heroin :
· Denyut nadi melambat.
· Tekanan darah menurun.
· Otot-otot menjadi lemas/relaks.
· Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
· Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
· Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
· Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.
Penekan susunan syaraf pusat misalnya Mandrax, Rohypnol, Magadon, Nitrazepan, Sedatin (pil BK/pil anjing).
Perangsang susunan syaraf pusat misalnya Amfetamin, (yang pada akhir-akhir ini, dengan dicampur dengan zat lain disebut sebagai Pil Ecstasy dan sebagainya).
Bahwa tindakan penyalahgunaan zat sangat mempunyai kaitan yang erat dengan masalah ketergantungan zat. Yang dimaksud dengan ketergantungan zat adalah suatu kondisi yang memaksa seseorang menggunakan zat tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan mental atau menghindari diri dari penderitaan fisik dan mental (gejala ketagihan). Pada keadaan ini seseorang tidak dapat menghentikan pemakaian zat tersebut dan ia dapat mengalami ketergantungan pada satu macam zat saja atau lebih.
Penyembuhan atau pengobatan ketergantungan zat merupakan suatu hal yang sulit, oleh karena itu maka tindakan pencegahan merupakan upaya yang sangat penting.
Penyalahgunaan zat merupakan masalah yang makin besar dan meluas sehingga pada akhirnya dinyatakan sebagai masalah nasional yang dalam penanggulangannya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Berdasarkan pengamatan berbagai pihak didapatkan kesan bahwa mereka yang menyalahgunakan zat kebanyakan tergolong dalam usia muda.
Mereka merupakan kelompok yang mempunyai resiko tinggi. Masa remaja merupakan suatu masa yang peka terhadap segala macam bentuk gangguan. Para remaja membutuhkan bantuan dan perhatian orang tua dan guru atau pembimbingnya dalam melewati masa ini dengan tenang dan wajar. Bantuan dan perhatian ini dapat diberikan kalau kita mamahami problem mereka dan mengetahui berbagai faktor yang mungkin dapat menimbulkan problem, khususnya yang menyangkut masalah penyalahgunaan zat; yakni antara lain ilmu kesehatan jiwa.
1. Keadaan Khas Masa Remaja
Sebagai peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang tuanya. Sering kali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa remaja tersebut ternyata mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja dengan orang tua yakni dalam keluarga atau ramaja dengan lingkungannya.
Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa ini dengan wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remaja dan ini menambah parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.
Untuk menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan remajanya beserta ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita (yang telah dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan remaja pada saat ia mamasuki masa remajanya.
Begitu pula dengan memahami dan membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat dalam segi kejiwaan serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses tumbuh kembangnya dari anak sampai dewasa.
2. Beberapa Ciri Khas Masa Remaja adalah:
a. Akibat ketidakjujuran
dalam arti, ketidakjujuran ini banyak orang yang menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting dan orang tersebut tidak mau menceritakannya terhadap orang lain, sehingga akibat ketidakjujurannya ia terjerumus kedalam narkoba, karena baginya narkoba adalah suatu jalan keluar yang terbaik. Contoh : seorang pelajar yang mempunyai masalah kepada orang tuanya, tetapi ia tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, sehingga dia mengambil jalan pintas yaitu mencoba dalam melakukan narkoba.
b. Perubahan peranan
Perubahan dari masa anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang individu. Kalau pada masa anak ia berperanan sebagai seorang individu yang bertingkah laku dan beraksi yang cenderung selalu bergantung dan di lindungi, maka pada masa remaja ia diharapkan untuk mampu berdiri sendiri dan ia pun berkeinginan mandiri.
Akan tetapi sebenarnya ia masih membutuhkan perlindungan dan tempat bergantung dari orang tuanya. Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai individu yang mampu berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi, akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam diri remaja timbul kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi mudah sekali tersinggung, marah, kecewa dan putus asa.
c. Daya fantasi yang berlebihan
Keterbatasan kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.
d. Ikatan kelompok yang kuat
Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. Remaja akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila ia berada di tengah-tengah kelompoknya. Oleh karena itu ia berusaha keras untuk dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara menyamakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia kawan terjalin dengan erat dan kadang-kadang menjurus ke arah tindak yang membabi buta.
e. Stress
Biasanya narkoba ini cara utama mengatasi stress, karena remaja sekarang tidak dapat memikirkan jalan keluar permasalahannya dengan baik, sehingga ia mengambil jalan pintas salah satunya mencoba menggunakan narkoba. Awalnya hanya mencoba, tapi lama-kelamaan remaja tersebut akan merasa ketagihan akannya pengaruh dari obat tersebut sehingga ia bisa disebut sebagai pecandu narkoba aktif.
f. Krisis identitas
Tujuan dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas diri. Dengan terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan dimanakah tempat saya berperan.
Ia telah dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan dirinya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan menemukan jati dirinya.
3. Berbagai Motivasi Dalam Penyalahgunaan Obat
Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini; dan ini merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja; antara lain:
a. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya. maksudnya, keluarga yang tidak dapat memberi dukungan yang penuh kepada anaknya, sehingga anak tersebut merasa di asingkan dalam suatu keluarga tersebut akibat permasalahan keluarganya. Dan anak tersebut timbulnya ingin mencoba hal-hal yang baru salah satunya ingin mencoba narkoba, hal ini karena kurangnya perhatian dari orang tuanya sendiri. Contoh : seorang anak yang brokenhome (cerai) biasanya anak tersebut tidak terima akan keputusan orang tuanya yang akan bercerai, sehingga anak ini menjadi pemurung akibat omongan dari teman-temannya sendiri bahwa orang tuanya akan berpisah, hal ini menunjukkan anak tersebut menjadi malu, putus asa dan tidak mau sekolah dan akhirnya terjerumus dalam narkoba.
b. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat. Maksudnya, banyaknya remaja sekarang ingin mencoba hal-hal yang baru salah satunya yaitu narkoba. Banyaknya iklan-iklan di media massa yang memberitahukan tentang bahayanya narkoba/obat-obatan keras, sehingga timbullah rasa penasaran tentang narkoba dan akhirnya seorang remaja tersebut mencobanya sedikit demi sedikit dan akhirnya menjadi pecandu narkoba.
c. Perubahan teknologi yang cepat. Teknologi di zaman sekarang ini sangatlah canggih, sehingga para remaja sangat cepat terpengaruh oleh dampak narkoba dan di situlah para remaja ingin mengetahui dalamnya narkoba, terkadang ia hanya ingin mengetahui tentang narkoba tetapi, lama-kelamaan ia akan penasaran dengan rasa narkoba tersebut dan ingin mulai mencobanya. Hal ini kurangnya nilai-nilai dan sistem agama serta standar moral; (hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti - Akhlaq)
d. Meningkatnya waktu menganggur. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi, kemewahan yang membosankan dan sebagainya. Maksudnya, seorang remaja akan lebih suka mencoba hal-hal yang baru dan tidak pernah dilakukan oleh dirinya sendiri. Salah satunya ingin mencoba narkoba, karena narkoba sudah menjadi permasalahan umum di dunia. Dan belum ada cara agar seorang tersebut berhenti memakai narkoba tersebut. Hanya kesadaran diri sendiri lah yang bisa memberhentikannya dari obat-obat yang terlarang.
e. Menjadi manusia untuk orang lain. Sebenarnya kita hidup tidak perlu menggunakan hal-hal yang sangat berbahaya karena hal itu hanya merugikan diri kita sendiri. Kita bisa menjadi manusia yang sempurna dengan cara menolong orang lain yang sedang susah, dan melakukan hal-hal yang positif bagi hidup kita sendiri tanpa menggunakan obat-obat yang terlarang. Contohnya : kita memberikan sumbangan untuk anak yatim piatu, dan sebagainya. Dalam hal ini kita tidak sia-sia untuk mengeluarkan uang karena bantuan yang kita berikan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Adanya faktor-faktor sosial seperti yang di atas akan mempengaruhi kehidupan manusia dan dapat menimbulkan motivasi tertentu untuk mamakai zat. Pengaruh ini akan terasa lebih jelas pada golongan usia remaja, karena dilihat dari sudut perkembangan, remaja merupakan individu yang sangat peka terhadap berbagai pengaruh, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya atau lingkungan.
B. UPAYA PENCEGAHAN MASALAH PENYALAHGUNAAN ZAT
Karakteristik yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan terjadinya tindakan penyalahgunaan zat. Namun demikian, untuk terjadinya hal tersebut masih ada faktor lain yang memainkan peranan penting yaitu faktor lingkungan si pemakai zat. Faktor lingkungan tersebut memberikan pengaruh pada remaja dan mencetuskan timbulnya motivasi untuk menyalahgunakan zat. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan zat dicetuskan oleh adanya interaksi antara pengaruh lingkungan dan kondisi psikologis remaja.
Di dalam upaya pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran proses: Pertama adalah diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu lingkungan yang lebih membantu proses perkembangan jiwa remaja.
kedua adalah dalam lingkungan keluarga, orang tua memberikan kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul karena sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. sebaliknya, orang tua harus bersikap demokratis terhadap anaknya. Anak harus diposisikan sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan perhatian. Tidak cukup apabila hanya perhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan psikisnya
ketiga adalah dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah harus memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk antisipasi terhadap narkoba. Pihak sekolah juga harus banyak memberikan informasi tentang narkoba, dan pihak sekolah juga perlu mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam rangka mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba. Misalnya melakukan pembinanaan dari pihak luar (kepolisian, kesehatan, dan sebagainya).
Keempat adalah dari cara-cara diatas ini dapat membantu remaja dalam mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu proses pendampingan kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain rumah dan sekolah).
Jadi remaja sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang sama kuat, yakni sekolah (guru), lingkungan pergaulan dan rumah (orang tua dan keluarga); serta ada 2 buah proses yakni menghindar dari lingkungan luar yang jelek, dan proses dalam diri si remaja untuk mandiri dan menemukan jati dirinya.
Dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan remaja, bidang yang menjadi pusat perhatian adalah:
- Sikap dan tingkah laku.
- Emosional
- Mental - intelektual
- Sosial
- Pembentukan identitas diri.
Tindakan apa yang harus dan dapat dilakukan, secara garis besar akan diuraikan di bawah ini:
1. Sikap dan tingkah laku
Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah merubah sikap dan tingkah lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara yang lebih dewasa. Sikap kekanak-kanakan seperti mementingkan diri sendiri, selalu menggantungkan diri pada orang lain, menginginkan pemuasan segera, dan tidak mampu mengontrol perbuatannya, harus diubah menjadi mampu memperhatikan orang lain, berdiri sendiri, menyesuaikan keinginan dengan kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Untuk itu dibutuhkan perhatian dan bimbingan dari orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi perhatian, memberikan kesempatan untuk remaja mencoba kemampuannya. Jangan hanya memberikan kritikan oleh remaja tersebut, tetapi berikanlah suatu penghargaan agar menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
2. Emosional
Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat menindas/kekerasan, akan tetapi berusaha membimbingnya secara bertahap. Usahakan jangan menciptakan suasana lingkungan yang lain, yang kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal, pemberontak dan malah mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).
3. Mental - intelektual
Dalam perkembangannya mental - intelektual diharapkan remaja dapat menerima emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan begitu ia dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan dengan kenyataan sesungguhnya.
Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi, sejalan dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara abstrak. Pikiran yang abstrak ini seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan dapat menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua dalam menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan yang dimilikinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan membebani remaja dengan berbagai macam harapan dan angan-angan yang kemungkinan sulit untuk dicapai.
4. Sosial
Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar bergaul dengan semua orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang sejenis atau berlainan jenis. Dalam hal ini dapat menyebabkan ia memilih satu lingkungan pergaulan saja misalnya suatu kelompok tertentu dan ini dapat terjerumus ke tindakan penyalahgunaan zat. Sebagaimana kita ketahui bahwa ciri khas remaja adalah adanya ikatan yang erat dengan kelompoknya.
Hal ini menimbulkan ide, bagaimana caranya agar remaja memiliki sifat dan sikap serta rasa citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman, orang tua dan cita-citanya. Selain itu juga sebagai orang tua dan guru, harus mampu menumbuhkan suatu Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik.
5. Pembentukan identitas diri
Pada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri. Pada saat ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan sesuatu yang datang dari luar dirinya dan harus dipatuhi agar tidak mendapat hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari dirinya dan merupakan pegangan hidup yang menjadi pengendali bagi dirinya. Orang tua memegang peranan penting dalam proses identifikasi ini, karena mereka dapat membantu remajanya dengan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai peranan agama dalam kehidupan dewasa, sehingga penyadaran ini memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah diperolehnya. Untuk dapat menjadi tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus menjadi kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang dibanggakan itu dapat saja berupa orang tua sendiri atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang masih ada maupun yang hanya berasal dari cerita.
Ikhtisar dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya pencegahan, dapat dikemukakan sebagai berikut:
· Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
· Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional, intelektual, dan sosial.
· Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja.
· Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, dan penuh kehangatan bagi remaja.
· Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.
· Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.
· Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang tua tidak melaksanakannya panutan dan keteladanan.
Apa yang di jelaskan di atas merupakan petikan secara umum dan dalam penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi yang ada pada diri remaja maupun orang tua dan guru. Dengan begitu maka setiap orang tua dan guru harus mampu untuk menafsirkan apa yang dimaksud dan menerapkannya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Yang paling penting adalah pengenalan diri sendiri dari pihak orang tua sebelum mereka mengharapkan remajanya mengenal dirinya. Dengan kata lain, apa yang diharapkan dari remaja harus dapat dilaksanakan terlebih dahulu oleh orang tua dan guru.
Karya : Dita Kartika Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar